TARAKAN- Cuaca Ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan memprediksi cuaca dengan status waspada, menunjukkan potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dalam sepekan ke depan (1-7 Juli).
Kondisi ini meningkatkan risiko bencana lokal seperti pohon tumbang, atap rumah rusak, hingga tanah longsor. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan, Yonsep, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan lingkungan sekitar guna mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Potensi Bencana Lokal Meningkat
Menurut Yonsep, cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir telah memicu beberapa kejadian bencana lokal. “Pohon tumbang dan atap rumah yang rusak akibat angin kencang sudah beberapa kali terjadi. Masyarakat harus lebih waspada,” ujarnya pada Kamis (3/7).
Selain itu, risiko tanah longsor juga mengintai mengingat struktur tanah di Tarakan yang labil. BPBD mencatat, hingga saat ini sudah ada 64 titik longsor yang ditangani di berbagai wilayah. “Angka ini masih bisa bertambah karena kondisi tanah yang belum stabil. Bahkan, masih ada sekitar 30 titik lagi yang belum terjangkau karena keterbatasan anggaran,” jelas Yonsep.

Baca Juga: Pleno Digelar per Triwulan, Ini Sasaran PDPB di Tana Tidung
Imbauan untuk Masyarakat
BPBD Tarakan terus berupaya memaksimalkan sosialisasi kepada masyarakat terkait ancaman cuaca ekstrem. Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain:
-
Memangkas pohon besar yang berisiko tumbang – Jika di sekitar rumah terdapat pohon yang sudah rapuh atau terlalu tinggi, segera lakukan pemangkasan atau laporkan ke instansi terkait.
-
Waspada bagi yang tinggal di daerah perbukitan – Masyarakat di zona rawan longsor harus selalu siaga dan memantau kondisi tanah sekitar.
-
Memperkuat struktur rumah – Pastikan atap dan bagian rumah lainnya cukup kuat menahan angin kencang.
-
Memantau informasi cuaca secara berkala – Masyarakat disarankan mengikuti update dari BMKG atau BPBD untuk antisipasi dini.
Pentingnya Mitigasi Sejak Dini
Yonsep menekankan bahwa mitigasi bencana harus dilakukan secara kolektif oleh pemerintah dan masyarakat. “Kami sudah berupaya maksimal memberikan peringatan dini. Namun, partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk mengurangi risiko,” ujarnya.
BPBD juga mengingatkan pentingnya sistem peringatan dini dan koordinasi antarinstansi untuk meminimalisir korban dan kerusakan. Masyarakat diharapkan tidak panik, tetapi tetap siaga dan responsif terhadap perubahan cuaca.
Cuaca ekstrem di Tarakan berpotensi memicu bencana lokal seperti angin kencang, pohon tumbang, dan tanah longsor. Masyarakat harus proaktif dalam memantau informasi cuaca dan mengambil langkah pencegahan. Dengan kewaspadaan bersama, dampak buruk cuaca ekstrem dapat diminimalisir.