Info Tarakan – Kemacetan di sejumlah ruas jalan utama Kota Tarakan kembali menjadi sorotan publik. Aktivitas bongkar muat barang yang kerap berlangsung di kawasan pelabuhan hingga ke jalur distribusi disebut-sebut sebagai salah satu penyebab utama. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Tarakan pun angkat bicara, mengungkap faktor-faktor yang memicu kondisi tersebut.
Aktivitas Bongkar Muat Tak Terkelola dengan Baik
Ketua Kadin Tarakan, Hendra Gunawan, menjelaskan bahwa kemacetan terutama dipicu oleh aktivitas bongkar muat yang tidak terkelola dengan baik. Banyak truk kontainer dan kendaraan angkutan barang berhenti di badan jalan saat melakukan distribusi, sehingga arus lalu lintas menjadi tersendat.
“Bongkar muat seharusnya punya lokasi khusus dengan jadwal yang tertata. Namun, kenyataannya masih banyak dilakukan di tepi jalan, bahkan di jam-jam sibuk. Inilah yang memicu kemacetan panjang,” ujar Hendra, Sabtu (13/9/2025).
Minimnya Fasilitas dan Infrastruktur Penunjang
Menurut Kadin, Tarakan masih kekurangan fasilitas loading area dan gudang penyangga di sekitar pelabuhan. Akibatnya, kendaraan besar terpaksa berhenti sembarangan. Hendra menekankan perlunya intervensi pemerintah daerah dalam menyediakan infrastruktur yang memadai.
“Kalau tidak ada buffer zone atau terminal kargo, maka bongkar muat akan selalu tumpah ke jalan raya. Ini bukan hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, tapi juga berpotensi membahayakan pengguna jalan lain,” tegasnya.
Baca juga: Penggunaan Batik Lokal Masih Kurang Diminati, Ini Harapan Pengrajin Batik Tarakan
Faktor Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Barang
Kadin Tarakan juga menilai meningkatnya aktivitas distribusi barang seiring pertumbuhan ekonomi kota turut memberi tekanan pada sistem transportasi. Lonjakan permintaan kebutuhan pokok, material pembangunan, hingga logistik industri membuat jalur distribusi semakin padat.
“Tarakan ini pintu masuk utama logistik di Kalimantan Utara. Dengan pergerakan ekonomi yang semakin pesat, otomatis arus barang meningkat. Sayangnya, manajemen lalu lintas dan sarana distribusinya belum sejalan,” papar Hendra.
Dorongan Solusi Jangka Pendek dan Panjang
Untuk mengurangi kemacetan, Kadin Tarakan mengusulkan solusi jangka pendek berupa penertiban aktivitas bongkar muat oleh aparat, termasuk pembatasan jam operasi kendaraan besar. Sementara solusi jangka panjang adalah pembangunan terminal barang terpadu yang terhubung langsung dengan pelabuhan.
“Kita perlu kebijakan tegas di lapangan. Jangan ada lagi truk besar berhenti sembarangan di jam kerja. Tapi lebih jauh lagi, pemerintah harus menyiapkan terminal kargo terpadu agar distribusi lebih tertata,” jelas Hendra.
Harapan Kolaborasi Pemerintah dan Pelaku Usaha
Kadin Tarakan berharap ada kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat kepolisian, pelaku usaha transportasi, hingga pengelola pelabuhan dalam mencari solusi permanen. Dengan begitu, kemacetan bisa dikurangi tanpa menghambat arus barang yang vital bagi perekonomian kota.
“Kami siap duduk bersama dengan semua pihak. Intinya, bagaimana arus barang tetap lancar, tapi lalu lintas kota juga tidak terganggu. Ini demi kenyamanan masyarakat sekaligus mendukung iklim usaha yang sehat di Tarakan,” tutup Hendra.
