Dari Buruh Pabrik ke Istana Biru: Kisah Bangkitnya Lee Jae-Myung, Presiden Korea Selatan yang Penuh Lika-Liku
TARAKAN- Kehidupan Lee Jae-myung Presiden Korea Selatan yang baru, mengibarat sebuah drama epik penuh perjuangan—dimulai dari jurang kemiskinan, melewati serangkaian tragedi, hingga akhirnya berdiri di puncak kekuasaan. Kisahnya bukan sekadar tentang kesuksesan, melainkan tentang ketangguhan, kegigihan, dan tekad baja seorang pria yang menolak ditaklukkan oleh nasib.
Masa Kecil yang Kelam: Bertahan di Tengah Jerat Kemiskinan
Lahir dalam keluarga miskin, Lee kecil harus terjun ke dunia kerja sejak dini untuk membantu menghidupi keluarganya. Namun, takdir tampak semakin kejam ketika—saat bekerja sebagai buruh pabrik—ia mengalami kecelakaan kerja yang melukai lengannya hingga menyebabkan cacat permanen. Trauma fisik dan mental itu sempat mencapai titik terendah: ia bahkan pernah mencoba mengakhiri hidupnya.
Bangkit dari Kegelapan: Dari Mantan Buruh Menjadi Pengacara HAM
Tapi Lee bukanlah orang yang mudah menyerah. Dengan tekad yang mengakar, ia berhasil bangkit, melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, dan meraih gelar hukum. Karirnya sebagai pengacara hak asasi manusia (HAM) menjadi titik balik, di mana ia memperjuangkan keadilan bagi kaum lemah—sebuah cerminan dari pengalaman pahitnya sendiri di masa lalu.

Baca Juga : Prabowo Resmikan Kantor DPD Gerindra di Banten
Ujian Beruntun di Dunia Politik: Serangan Fisik hingga Tuntutan Hukum
Memasuki dunia politik, perjalanan Lee tetap tidak mulus. Sebagai tokoh Partai Demokrat Korea, ia sempat menjadi korban penusukan oleh seorang pengunjuk rasa, sebuah kejadian yang menggemparkan publik. Belum lagi sederetan tuntutan pidana yang kerap menghantuinya, dianggap oleh pendukungnya sebagai upaya kotor untuk menjatuhkan karir politiknya.
Capres yang Membawa Harapan Rakyat Tertindas
Ketika maju sebagai calon presiden, kehidupan Lee yang penuh liku-liku justru menjadi magnet simpati. Ia adalah simbol harapan bagi rakyat kecil—seorang yang pernah merasakan pahitnya kemiskinan dan ketidakadilan, lalu berjuang untuk mengubah sistem dari dalam.
Kini, sebagai Presiden Korea Selatan, Lee Jae-Myung tidak hanya membawa agenda politik, tetapi juga sebuah janji: bahwa di balik setiap keterpurukan, selalu ada jalan untuk bangkit dan menang.